Makna Dibalik Logo YKBN

Ykbn– Logo memang hanyalah sebuah simbol yang termanifestasikan dalam bentuk rangkaian gambar-gambar yang tersusun secara harmoni nan indah. Namun bukan berarti sebuah logo hanyalah sebuah gambar yang hanya dinilai dari nilai estetiknya secara kasat mata, sebaliknya logo merupakan kawah dari segenap harapan dan do’a yang terpatri di dalam sang pembuat. Gambar-gambar yang ada di dalamnya menjadi simbol harapan dan do’a. Terlihat mudah dan simple bila dipandang secara kasat mata, namun tahukah anda bahwa logo dibuat tidak semudah yang terlihat. Perenungan dan proses refleksi yang mendalam manjadi hal yang tersulit di dalam membuat sebuah logo. Tidak hanya indah bila dilihat, tidak hanya harmoni di dalam susunan gambar-gambar yang ada di dalamnya, tetapi bagaimana logo tersebut sarat dengan makna dan dapat merangkum segenap harapan dan doa. Sebuah rangkaian cita-cita terpotret di dalam setiap gambar dan unsur yang ada di dalam logo.


Yayasan Kalimas Bhakti Negeri dengan segenap unsur gambar yang ada di dalamnya merupakan manifestasi doa yang tidak simple dan sederhana, namun menuntut sebuah perjuangan yang tak pantang surut sebagai bentuk pengabdian dan persembahan untuk bangsa dan negara. Keberadaan tangan yang menengadah ke atas merupakan simbol pengabdian (pemberian/peran) yang terus menerus diberikan dengan diiringi ketulusan do’a (tangan menengadah ke atas) dengan penuh harapan. Padi dan kapas melambagkan simbol kemakmuran dan kesejahteraan, doa dan upaya mewujudkan masyarakat yang sejahteran dan makmur merupakan cita-cita segenap anak manusia sebagai bagian dari masyarakat. Tesis yang berkembang di masa lalu menyebutkan bahwa kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional diasumsikan akan menjawab perkembangan kesejahteraan lokal melalui proses trickledown effect. Namun tesis tersebut pada kenyataannya gagal menjelaskan perkembangan masyarakat desa, di mana kuatnya pusat justru melakukan apropriasi atau pengambilalihan peran lokal (desa) oleh pusat. Paradigma tersebut sejatinya harus ditinggalkan karena kondisi telah menuntut sebaliknya di mana kuatnya pertumbuhan dan perkembangan lokal (desa) akan menjadi ciri dan indikasi pertumbuhan dan perkembangan nasional. Desa menawarkan skema kemajuan dalam soal-soal sosial, walau terpinggirkan secara material. Harapan terwujudnya kesejahteran dan kemakmuran masyarakat desa diharapkan menjadi salah satu model dan bagian dari kontribusi yang dapat dipersembahkan bagi masayarakat NKRI secara keseluruhan.

Upaya mewujudakan masyarakat yang sejahtera dan makmur tentu tidak dapat menegasikan peran pentingnya Sumber Daya Manusia masyarakat desa sehingga upaya membangun kualitas SDM meniscayakan adanya proses pencerdasakan kehidupan masyarakat desa melalui bidang pendidikan. Pendidikan diakui sebagai salah satu investasi penting dalam membangun kapasitas sumber daya manusia. Theodore Schultz dalam teorinya tentang investment in human capital menyebut bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan hal penting di mana manusia diposisikan sebagai fokus pembangunan dan dampaknya cukup terlihat dalam memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itulah simbol/gambar sebuah buku yang berada di atas tangan menjadi sebuah do’a dan harapan.

Upaya mewujudkan SDM yang berkualitas tentu tidak hanya pada aspek kognitif yang mengabaikan basis moral dan etika. Agar terwujud manusia-manusia yang tidak timpang, upaya membangun kualitas SDM harus dalam bingkai nilai-nilai spiritual keagamaan agar tercipta manusia-manusia yang memiliki tanggung jawab moral sebagai seorang khalifah yang dapat memakmurkan bumi dengan penuh tanggung jawab. Berangkat dari sebuah logo di atas, gagasan dan ide tersebut kemudian termanifestesikan dalam bentuk pendirian Yayasan Kalimas Bhakti Negeri sebagai bentuk ikhtiar kecil generasi muda desa Kalimas dalam berpartisipasi membangun negerinya.
Previous
Next Post »